EKSLUSIVE REPORTS!!! Plt Dirjen Migas Keluarkan Pernyataan Janggal, Pemotongan Kuota Impor Minyak Mentah 8.000 Barel per Hari Disebut Total 30 Juta Barel per Tahun

oleh
Dirjen Migas Djoko Siswanto. foto/dok

URBANNEWS.ID – Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas), Djoko Siswanto mengeluarkan pernyataan tidak masuk akal. Ia mengutarakan di ke sejumlah awak media, bahwa ada pengurangan impor minyak mentah oleh Pertamina tahun ini.

“Impor crude-nya Pertamina saya kurangi jadi 8.000 barel per hari selama 2020. Sekitar 30 juta barel dalam setahun (pengurangannya),” kata Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto kepada wartawan di Gedung Migas, Jakarta, Selasa (14/1/2020) seperti dikutip dari tirto.id dalam artikel berjudul ‘ESDM Pangkas Kuota Impor Minyak Mentah 30 Juta Barel pada 2020.’

Kompas.com juga melansir laporan berjudul ‘Pemerintah Pangkas Kuota Impor Minyak Pertamina 30 Juta Barel.’ Laporan itu terbit Rabu (15/1/2020) pukul 07.31 WIB.

Baca Juga  KPK Wajib Mendalami Keterangan Ending Fuad Hamidy soal Pemberian Uang untuk Muktamar NU

Begitu juga medcom.id. Dalam laporan berjudul ‘Patuhi Pemangkasan Impor, Pertamina Optimalkan Penyerapan Minyak Domestik’ media ini juga menyajikan angka yang sama, pemangkasan 8.000 barel per hari dengan total 30 juta barel per hari.

Tak kalah, bisnis.com, merdeka.com, cnbcindonesia.com, antaranews.com, dan finance.detik.com juga mengutip dan melansir angka pemangkasan impor minyak mentah oleh Pertamina tersebut.

Hitungan sederhana yang dilakukan urbannews.id, jika pemotongan impor sebesar 8.000 barel per hari, maka dalam satu tahun yang paling banyak sejumlah 365 hari, maka sepanjang tahun 2020, jumlah pemotongan impor tersebut hanya sekitar 2,9 juta barel dalam setahun.

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman mengamini kejanggalan pernyataan Dirjen Migas terkait besaran pemotongan impor minyak mentah oleh Pertamina itu.

Baca Juga  Kejar-kejaran Sengit Hingga ke Tikungan Terakhir, Sam Lowes Akhirnya Rajai Moto2 Aragon

“Kok bisa ya, sudah jadi pejabat tinggi kok bicara dulu baru mikir belakangan. Karena kalau hitung-hitungan simpel saja masih salah hitung ya, gimana kalau hitungan rumit terkait biaya proyek besar dan keekonomian lapangan. Bisa salah dan dibohongin kontraktor terus pejabat Migas kita,” ungkap Yusri kepada urbannews.id, Rabu (15/1/2020) malam.

“Lagian apa hubungannya kata Dirjen Migas pengurangan impor minyak mentah degan menggunakan B30, karena B30 itu percampuran solar reguler hasil kilang degan Fame 30%, bahkan dengan B20 saja kilang Pertamina sudah kelebihan produksi solar reguler, maka dengan B30 tentu lebih besar kelebihan solar reguler, dengan kualitas solar yang kurang bagus dengan standar Euro2, negara mana yang mau beli,” beber Yusri lagi.

Baca Juga  Pengamat Energi Sarankan KPK Telisik Pemindahan Kantor Pertamina

Sementara itu, terkait keterangan angka pemangkasan impor tersebut, urbannews.id telah melayangkan konfirmasi tertulis kepada Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto. Konfirmasi yang sama juga dikirimkan urbannews.id kepada Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

Namun, hingga berita ini dilaporkan, belum ada keterangan apa pun yang mereka berikan.

“Berita itu tentu saja bisa saja berpotensi menyesatkan publik, karena berbeda antara isi dan judul yang ditampilkan oleh media-media ini,” kata Yusri.(hen)

Tentang Penulis: Hengki Seprihadi

Gambar Gravatar
Professional Journalist