URBANNEWS.ID – Pengamat Energi dari Center of Energy and Reaources Indonesia (CERI), Yusri Usman angkat bicara soal pemindahan aktifitas kantor pusat Pertamina yang dekat istana ke gedung berlokasi di Mega Kuningan Jakarta, yang katanya itu milik perusahaan yang dulunya LBP sebagai pemiliknya.
“Terlepas dari alasan strategis atau tidak terhadap pemindahan itu, tentu publik mencurigai dugaan intervensi LBP sebagai Menko mempengaruhi Direksi Pertamina yang memang secara struktural ada kaitan dengan Kementerian Kemaritiman yang membawahi Kementerian ESDM,” ujar Yusri Usman saat dimintai keterangan soal adanya pemindahan kantor Pertamina, Sabtu (25/5/2019).
Menurut keterangan Yusri, berdasarkan pengalaman bahwa sewa gedung SKK Migas di Wisma Mulia dulunya juga diduga ada praktek kongkalikong, maka publik akan mencurigai hal yang sama bisa saja terjadi.
“Oleh karena itu kalau benar Pertamina perlu menggunakan gedung sementara untuk merenovasi kantor pusatnya, maka pemilihan gedung juga harus melalui mekanisme tender, dan seharusnya tidak boleh main tunjuk langsung yang mungkin berpotensi merugikan keuangan Pertamina,” papar Yusri.
Ditambahkan Yusri, jangan sampai publik menstigma bahwa BUMN Pertamina merupakan sapi perah elit kekuasaan.
“Karena itu, sudah seharusnya juga KPK memantau apakah proses penyewaan gedung milik LBP itu wajar atau tidak, termasuk menelisik apakah ada potensi merugikan Pertamina?” tanyanya menutup pembicaraan dengan Redaksi.(energyworld.co.id)