Srikandi UNNES Raih Juara Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa Tahun 2023

oleh
BF1159D5 BC9D 4389 AC2B F89CD7B01721

YOGYAKARTA – Naila Khoirina, Isifaul Amla’ah, Nisrina Lutfi Apriliani, Shoffanisa Afia Zahra, mahasiswa asal Universitas Negeri Semarang menjadi juara I Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa 2023. Sedangkan juara II diraih oleh Universitas Sebelas Maret (Agung Lucki Pradita dkk) dan juara III diraih oleh Universitas Sumatera Utara (Olivia Abira Rajagukguk dkk).

Srikandi UNNES berhasil melakukan risetnya yang berjudul ‘Sintesis Reduces Graphene Oxide Terdoping Nitrogen Berbasis Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Meningkatkan Performa Elektrokimia pada Katoda Baterai Lithium-Ion’.

 Ini merupakan langkah kecil untuk dapat memanfaatkan biomassa kelapa sawit skala besar dalam produksi baterai sebagai sumber energi terbarukan.

Kegiatan Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa telah dilaksanakan BPDPKS sebanyak 4 (empat) periode yaitu tahun 2016, 2018, 2021 dan 2023 ini. Kegiatan ini dalam rangka memberikan apresiasi dan semangat kepada generasi muda untuk fokus dan berminat dalam melakukan penelitian tentang komoditas strategis nasional nasional, yakni kelapa sawit. Kepada juara pertama  diberikan hadiah sebesar Rp 50 Juta, juara kedua sebesar Rp 35 juta, dan juara ketiga sebesar Rp 25 juta.

Diawali dengan proses penyampaian proposal pada Februari 2022 lalu, BPDPKS menerima sebanyak 351 proposal yang diusulkan oleh para mahasiswa S1 dan Diploma dari seluruh Indonesia. Setelah melewati serangkaian seleksi maka telah ditetapkan 30 (tiga puluh) riset yang layak didanai yang mewakili seluruh bidang penelitian antara lain: budidaya/ lahan/ tanah, biomaterial, bioenergi, pangan/ kesehatan, lingkungan, pengolahan limbah, dan sosial ekonomi/ manajemen/ teknologi Informatika dan komunikasi.

Tiga puluh kelompok penelitian ini kemudian melaksanakan kegaitan penelitian yang didanai oleh BPDPKS dengan dana maksimal Rp 20 juta dalam jangka waktu 8 bulan. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dan hasil penilaian laporan akhir, Tim Penilai Lomba Riset Sawit kemudian  menetapkan 10 besar penelitian yang akan tampil pada Acara Final Lomba Riset yaitu: Agung Lucky Pradita dari Universitas Sebelas Maret, Choirunnisa Salsabila dari Universitas Lampung, Desvita Pitri dari Universitas Islam Sumatera Utara, Ibnu Tryansar Purba dari Universitas Sebelas Maret, Mutiah Suha Aditha dari IPB University, Naftali Canadian Putra Yakup dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Naila Khoirina dari Universitas Negeri Semarang, Oktaviani dari Politeknik LPP Yogyakarta, Olivia Abira Rajagukguk dari Universitas Sumatera Utara dan Rifka Fariyanti dari Universitas Lampung.

Dilaksanakan di Yogyakarta pada 1-2 Maret 2022, 10 finalis ini kemudian bertanding menampilkan hasil penelitian yang terbaik kepada para Tim Penilai Lomba Riset Sawit BPDPKS yang terdiri atas, Prof. Erliza Hambali, Dr. Verina J. Wargadalam, Prof. Dr. Gustan Pari, Dr. Ir. Aiyen, Dr. Ir. Donald Siahaan, Dr. Ir. Bandung Sahari, dan juri tamu Dr. Tony Liwang.

Acara Final Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa dibuka oleh Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman yang menyampaikan apresiasi dan semangat kepada generasi muda untuk fokus dan berminat dalam melakukan penelitian tentang komoditas kelapa sawit nasional, dan berharap

kegiatan ini menjadi sebuah penyemangat bagi para generasi muda untuk berkontribusi nyata dalam memperkaya khasanah keilmuan tentang kelapa sawit. Semangat ini juga akan melahirkan teknologi-teknologi baru dan kajian yang mendalam tentang perkelapasawitan Indonesia.

Pada kesempatan yang sama juga dihadirkan 2 narasumber yaitu Prof. M. Faiz Syuaib selaku Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat dan Dr. Tony Liwang dari Sinarmas Group sekaligus sebagai Anggota Komite Litbang BPDPKS.

“Riset menjadi penggerak perubahan suatu bangsa sehingga menjadi bangsa yang mandiri dan maju”, itulah pernyataan Prof. M. Faiz Syuaib dalam mengawali pidatonya. Indonesia merupakan negara yang memiliki perguruan tinggi terbanyak di dunia – setidaknya tercatat sebanyak 320.052 dosen dan 8.992.907 mahasiswa yang terdaftar secara nasional (Sumber: PDDIKTI, Kemendikbudristek, 2021). Dengan kekuatan SDM yang dimiliki dan sumber daya yang melimpah, seharusnya sudah banyak riset yang dihasilkan. Mahasiswa diwajibkan melakukan riset sebagai syarat kelulusan – Dosen diwajibkan melakukan riset sebagai syarat profesi. “Apabila hasil riset dapat dilanjutkan dan ditilik potensi kebermanfaatannya, saya yakin Indonesia akan memiliki daya saing unggul”, ujar Faiz.

Namun demikian, diperlukan upaya kolaborasi dengan menggandeng pemilik dana (investor) dan lembaga pendanaan riset, seperti BPDPKS. Kolaborasi antar lembaga ini sangat dibutuhkan untuk membuat riset menjadi berkualitas dan bermanfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. “saya sangat berterima kasih kepada BPDPKS yang telah menginisiasi untuk pendanaan riset kepada mahasiswa dan Peneliti”, lanjut Faiz.

Selanjutnya, Dr. Tony Liwang memaparkan dengan komprehensif terkait pemanfaatan kelapa sawit dalam kehidupan sehari-hari. “Tanpa kita sadari, kita hidup bersama dengan kelapa sawit. Kelapa sawit menjadi sebuah kebutuhan. Mulai dari pangan, pakan, energi, kosmetik, semuanya membutuhkan kelapa sawit”. Lebih lanjut, Tony Liwang menyampaikan kebaikan minyak sawit sehingga dibutuhkan sebagai salah satu ingredient dalam pembuatan makanan pendamping ASI (MP-ASI) favorit cucunya.

Program Penelitian dan Pengembangan Sawit merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir, yang dimulai dari mahasiswa Indonesia agar minat meneliti kelapa sawit mulai dibangun sejak dini demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan.(*)