URBANNEWS.ID – Yayasan filantropis George Soros akan mengakhiri operasinya di Turki.
Open Society Foundation milik Soros dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa yayasan berhenti beroperasi karena situasi yang tidak memungkinkan di Turki untuk melanjutkan operasi.
Langkah itu muncul setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, Soros berusaha untuk membagi dan menghancurkan negara-negara.
Erdogan mengaitkannya dengan protes anti-pemerintah di Gezi Park di Istanbul pada 2013.
Dalam pidato pekan lalu, Erdogan menyoroti penangkapan baru-baru ini 13 orang sehubungan dengan protes Gezi.
Mereka dituduh mendukung aktivis Osman Kavala yang dipenjarakan dalam upaya menggulingkan pemerintah melalui protes massal.
“Orang yang membiayai teroris selama insiden Gezi, sudah dipenjara,” kata Erdogan pada pertemuan pejabat pemerintah setempat.
“Dan siapa di belakangnya? Soros Yahudi Hongaria yang terkenal. Ini adalah orang yang menugaskan orang untuk membagi bangsa dan menghancurkan mereka. Dia memiliki begitu banyak uang dan dia membelanjakannya dengan cara ini,” sambungnya.
Selang sekitar sepekan kemudian, Open Society Foundation mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa yayasan akan mengajukan permohonan likuidasi hukum dan penutupan operasinya di Turki sesegera mungkin.
Pihak yayasan dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa penyelidikan baru mencoba menghubungkannya dengan protes Gezi.
“Upaya ini tidak baru dan mereka berada di luar realitas,” tambahnya seperti dimuat BBC.
Yayasan itu bersikeras bahwa mereka telah bekerja di Turki sesuai dengan hukum negara tersebut.(dunia.rmol.co)