Sesudah Jokowi Tumbang: Resolusi Jihad… (Bagian-4)

oleh
740D1828 9281 4652 AE59 DD2AFFB05D68
Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Istimewa)

REPUBLIK Indonesia berada dalam Bahaya Besar. Bahaya yang bisa mengakibatkan hilangnya Republik Proklamasi 45 itu dari Peta Bumi. Oleh karena itu perlu diselamatkan oleh para pejuang sebagaimana dulu, 75 tahun yang lalu, pernah berjuang untuk merdeka dari Penjajahan.

Perjuangan Kemerdekaan yang mana berhasil melahirkan Republik Indonesia, Negara Kepulauan terbesar di Dunia, dan memunculkannya di Peta Bumi. Kemunculannya di Peta Bumi Dunia ini sekarang terancam hapus.

Sesudah kelahirannya itu Republik Indonesia pernah diprediksi menjadi Negara Besar dengan kekuatan rakyatnya yang nomor empat di dunia, kekuatan ekonominya yang ditunjang oleh kesuburan tanahnya yang luas serta berlimpah-ruahnya sumberdaya alamnya, oleh Keislaman Rakyatnya yang terbesar di Dunia dan berhasil mengusir penjajahan di muka Bumi Nusantara sebagai Rahmat dari Tuhan Sekalian Alam. Serta tidak lupa oleh Kekuatan TNI-nya yang sejauh itu pernah menjadi kekuatan terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga  Total Simpanan Masyarakat 'Ditahan' di Bank Meningkat Menjadi Rp 5.984 triliun

Seluruh unsur Kekuatan Republik ini sudah melemah dan hampir mendekati keruntuhan dewasa ini. Mirip dengan menjelang runtuhnya Sriwijaya, Majapahit dan Kerajaan Kesultanan Islam yang pernah menjadi Kerajaan-kerajaan Besar di Tanah Nusantara ini. Membentang dari Tepi Timur Afrika sampai Tepi Barat Australia.

Kalau Tentara Jepang dalam waktu sepekan bisa menggilas Tentara Kerajaan Belanda dan pendudukan pedagang-pedagang Belanda lainnya selama 350 tahun, maka takjub dan serasa tidak masuk akal, ketika Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan peringatannya agar tidak mengusik orang-orang Cina di Indonesia.

Kalau Peristiwa Mei 1998 itu diulang, katanya, maka RRC bisa menggilas Indonesia hanya dalam tiga hari. Padahal peristiwa Mei 1998 itu tidak ada. Peristiwa yang dituduhkan sebagai “penganiayaan terhadap Etnis Cina Indonesia (ECI)” itu hanya dalih untuk mendapatkan Suaka Politik menjadi warga negara AS. Konon ada 50 ribu dari mereka yang terancam dideportasi kembali.

Baca Juga  Syarwan Sarankan Prabowo Hati-hati Sikapi Wacana Pertemuan dengan Jokowi

Jadi apa sebenarnya pesan yang mau disampaikan Gatot?! Yaitu, bahwa warganegara ECI sudah menjadi Kekuatan Segregatif; bahwa RRC tidak segan untuk mengerahkan kekuatan Angkatan Perangnya untuk menghukum Indonesia; bahwa TNI sudah menjadi kekuatan lemah untuk mampu mempertahankan Kedaulatan Negara; dan bahwa ada tanda-tanda kekuatan Komunis bangkit di Indonesia, yang membangun komunikasi dengan Komunis RRC seperti tahun 1965.

Soal rusaknya perekonomian sudah menjadi pengetahuan umum, sebab kerusakan itu sudah terjadi sejak jaman Soeharto. Dan semakin bertambah-tambah rusaknya. Yang masih menjadi pertanyaan adalah kekuatan para Pejuang Islam Indonesia. Apakah mereka sadar, lahir dan batin, bahwa pada dewasa ini mereka menjadi satu-satuya kekuatan yang bisa menyelamatkan Republik Proklamasi. Sebagaimana pernah terjadi pada akhir 1945, saat para Pejuang Islam mengusir kekuatan Asing yang mau berkuasa kembali di Indonesia.

Tentang Penulis: Hengki Seprihadi

Gambar Gravatar
Professional Journalist

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.