BANDA ACEH – Kota Banda Aceh kembali mengenang peristiwa bencana tsunami yang terjadi 20 tahun lalu.
Pada hari Rabu, 13 November 2024, sebuah acara bertajuk field trip dan tsunami drill digelar di Gampong Deah Geulumpang, Kecamatan Meuraxa.
Kegiatan ini berlangsung sebagai bagian dari rangkaian acara 20th Global Tsunami Symposium yang diselenggarakan oleh UNESCO IOC, dengan melibatkan sekitar 200 murid SD dan warga di gampong tersebut. Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah peserta perwakilan dari berbagai negara di dunia yang turut berpartisipasi dalam kegiatan simulasi tersebut.
Pj Wali Kota Banda Aceh, Ade Surya, dalam sambutannya mengingatkan kembali kepada masyarakat akan peristiwa tragis tsunami yang telah mengubah sejarah Kota Banda Aceh dan Aceh pada umumnya. “Hari ini, kita kembali mengenang peristiwa pahit yang pernah menimpa Kota Banda Aceh 20 tahun lalu. Bencana tsunami telah merenggut banyak nyawa, menghancurkan harta benda, dan merusak sebagian besar infrastruktur kota kita. Namun, di balik duka yang mendalam, bencana ini juga mengajarkan kita banyak hal, salah satunya adalah pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana,” ujarnya dengan penuh rasa haru.
Kegiatan tsunami drill yang dilaksanakan hari ini, lanjut Pj Wali Kota, merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara bertindak ketika bencana tsunami terjadi.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebuah simulasi, tetapi juga langkah konkret dalam membangun ketangguhan masyarakat dan kota. “Dengan memahami risiko bencana dan mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan, kita berharap dapat meminimalkan dampak buruk yang ditimbulkan oleh bencana di masa depan,” tambahnya.
Ade Surya juga mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara tersebut, termasuk para tenaga ahli dan pakar mitigasi bencana yang turut berbagi pengetahuan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada para ahli yang telah berbagi ilmu dan pengalaman mereka dalam bidang mitigasi bencana. Semoga ilmu yang kita peroleh hari ini dapat bermanfaat bagi kita semua,” ujarnya.
Pj Wali Kota berharap ilmu yang didapat dari kegiatan ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Pada kesempatan ini, Ade Surya juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam upaya mitigasi bencana. “Peran generasi muda dalam kesiapsiagaan bencana sangatlah penting. Mereka harus dilibatkan dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan mitigasi bencana. Dengan demikian, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang lebih tangguh dan peduli terhadap lingkungan sekitar,” jelasnya.
Pj Wali Kota juga mengingatkan bahwa mitigasi bencana merupakan tanggung jawab bersama, yakni pemerintah, masyarakat dan sektor swasta. Kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait sangat diperlukan untuk membangun sistem peringatan dini yang lebih efektif. “Peningkatan sinergi antara berbagai pihak adalah kunci keberhasilan dalam upaya mitigasi bencana. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan sistem peringatan dini yang komprehensif dan dapat diandalkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penguatan infrastruktur juga merupakan bagian penting dari mitigasi bencana. Kota Banda Aceh, menurutnya, perlu terus berupaya untuk membangun infrastruktur yang tahan terhadap bencana dan ramah lingkungan. “Peningkatan kualitas infrastruktur yang tahan bencana akan membantu mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh bencana. Oleh karena itu, kita perlu terus memperkuat daya tahan infrastruktur di seluruh kota,” tegasnya.
Sebagai penutup, Ade Surya mengajak seluruh masyarakat Kota Banda Aceh untuk selalu waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan bencana. “Mari kita bersama-sama membangun Kota Banda Aceh yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Semoga kita dapat mengubah pengalaman pahit masa lalu menjadi motivasi untuk terus membangun kota kita menjadi lebih tangguh,” ajaknya.
Pj Wali Kota juga berharap agar kegiatan tsunami drill ini tidak hanya menjadi sebuah peringatan, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam upaya mengurangi risiko bencana di masa depan. “Semoga pertemuan kita hari ini dapat menjadi wadah saran dan masukan yang berguna bagi kita semua dalam membangun kota yang lebih aman dan lebih baik di masa depan,” tutupnya.
Acara tsunami drill yang dilaksanakan di Deah Geulumpang ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana di masyarakat. Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menghadapi situasi darurat, terutama bencana tsunami yang memiliki dampak besar bagi Kota Banda Aceh dan wilayah sekitarnya.
Sebelumnya, Kepala BMKG Aceh Nasrol Adil mengatakan simulasi yang diberikan kepada seluruh murid SD di Deah Geulumpang saat terjadinya gempa berkekuatan 9,3 Magnitudo.
Hasil analisis dari BMKG, satu menit setelah kejadian adanya peringatan potensi tsunami sehingga dibunyikan sirene agar masyarakat sekitar untuk segera menyelamatkan diri ke escape building, sebuah bangunan penyelamatan yang ada di sekitar lokasi tsunami drill.
Ketika peringatan tsunami dibunyikan, terlihat para murid SD dan masyarakat sekitar melarikan diri ke titik evakuasi. Dalam skenario penyelamatan itu, juga terdapat beberapa orang yang cacat, terluka dan kelelahan akibat berlari untuk menyelamatkan diri.(*)