KETUA umum Gerindra saat ini sangat rajin melakukan konsolidasi politik, Tentu dalam rangka mencapres dirinya.
Langkah Prabowo ini sangat disambut baik karena Prabowo satu satu calon yang tidak punya musuh politik atas pencalonan dirinya sebagai capresi. Makanya Prabowo bebas bertemu siapa saja, atau bisa menjamu elit politik mana saja.
Saat ini, Prabowo seperti Gus Dur tahun 98an, bisa ketemu Presiden Jokowi, bisa ibu megawati, atau kemarin sudah bertemu Surya Paloh, dan hari ini, Prabowo bertemu dan menjamu makan malam Ketum PKB, muhaimin Iskandar, di Kertanegara, di kediaman Prabowo.
Dengan minimnya musuh politik Prabowo menandakan peluang Prabowo jadi capres dan akan menang dalam pilpres, peluang besar sekali.
Atau misalnya tidak seperti Ganjar Pranowo. Elektabilitas tinggi dan dicalonkan partai lain, tetapi Partai PDI Perjuangan yang melahirkan diri sendiri belum respek atau mengizinkan GP jadi capres. Partai masih ingin Puan Maharani daripada GP.
Apalagi Anies Bawesdan, musuh politiknya terlalu banyak hal ini disebabkan gara-gara Anies bawa isu-isu agama dan Rasis ketika Pilkada DKI Jakarta membuat publik trauma ketakutan kepada Anies. Dan dampaknya biar pun Anies sudah banyak dideklarasikan dan diusungkan Partai Nasdem, tetap saja
peluang kecil untuk memenangkan pilpres.
Meskipun begitu,Prabowo bukan tidak punya musuh. Tapi ada musuh yang sangat berbahaya bagi Prabowo. Satu-satu musuh politik Prabowo itu adalah masa lalunya. Atas kasus penculikan aktivis yang sampai saat ini belum hilang, masih tertanam dalam persepsi publik, atau masih trauma di hari rakyat kebanyakan.
Tetapi sepertinya Prabowo akan maju terus untuk menjadi capres. Keyakinan Prabowo ini sangat banyak didukung kader Gerindra untuk jadi Presiden NKRI sesuai “mantra” Gus Dur.
Dimana Gus dur pernah mengatakan bahwa Prabowo akan jadi Presiden ketika Prabowo sudah tua. Dan dari pernyataan Gus dur ini banyak orang menyakini bahwa Prabowo akan jadi Presiden saat sudah menua.
Tetapi ada juga yang menyatakan bahwa pernyataan Gus Dur hanya guyonan, atau hanya untuk menyenangkan Prabowo saja.
Tetapi yang jelas, rajin Prabowo melakukan konsolidasi politik pencapresan hanya untuk mencari wakil presiden buat Prabowo. Tentu wakil presiden yang dicari Prabowo adalah tokoh-tokoh atau orang NU, bisa Cak Imin, bisa Khofifah Indar Parawansa, bisa juga orang NU luar Jawa, atau orang Makassar yang bernama Andi Jamaro Dulung.
Alasan pertimbangan wakil presiden Prabowo harus dari NU adalah pengalaman Prabowo dan Partai Gerindra yang selalu kalah dalam Pilpres Karena wakilnya bukan orang tradisional alias NU.
Makanya pertemuan malam ini, antara Muhaimin dan Prabowo, telah menghasilkan akan bekerjasama antara Gerindra dan PKB.
Dalam bahasa politiknya, kalau sudah ada kerjasama, berarti pertemuan malam ini antara Prabowo dengan Muhaimin adalah malam pertunangan antara Prabowo dengan Muhaimin. Sepertinya Prabowo sudah melamar Muhaimin agar mau jadi wakil presiden, tentu wakil presiden buat Prabowo sendiri.***
Uchok Sky Khadafi
Pengamat Politik
