Harapan untuk Muhammadiyah: Menuju Indonesia Emas 2045

oleh
Muhammadiyah
Muhammadiyah

DI hari jadi Muhammadiyah ke-110 Miladiah, 18 November 2022, ada beberapa catatan, usulan, koreksi dan harapan untukmu Muhammadiyah:

Pertama, di usia yang seabad lebih, Muhammadiyah sangat layak menjadi salah satu Rumah Besar Umat Islam Indonesia, yang harmoni, seimbang, serasi dan selaras dalam bingkai masyarakat utama yang menerapkan Islam secara subtantif dan simbolik

Kedua, Keluarga Besar Muhammadiyah bisa dilihat dalam tiga kelompok besar. Pengurus Struktur, Penganut Kultur dan Simpatisan. Secara keseluruhan bisa kita sebut Warga Muhammadiyah. Mereka semua memiliki potensi yang beragam serta dinamika yang cukup dinamis. Akan sangat efektif dan produktif dengan kepemimpinan kolektif kolegial dengan Angka 13.

Ketiga, Misi Islam dan Visi Berkemajuan dalam peran kesemestaan tertuang dalam Konstitusi Muhammadiyah. Hal ini bisa ditranslasikan dalam mengelola Indonesia, yang dengannya Muhammadiyah layak menjadi Lokomotif Utama untuk menggerakkan Indonesia Emas 2045.

Keempat, amal Usaha Muhammadiyah telah menjadi bak mesin superjet turbo yang sangat memungkinkan mengantarkan Indonesia menjadi negara superpower dalam artian yang sebenarnya. Dengan SDM, mesin uang dan sumber daya lainnya, yang terkelola secara baik dan benar dalam sistem tatakelola Masyarakat Islam yang sebenarnya, dukungan dan tawaran pola perjuangan yang komprehensif menjadi jawabannya.

Baca Juga  Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi: Menyoal Rencana Revisi Permen ESDM Nomor 49/2018 tentang Penggunaan PLTS Atap oleh Konsumen PLN

Kelima, keberadaan Puslitbang Muhammadiyah yang berperan sebagaimana BAPPENAS akan sangat meyakinkan keberadaan Muhammadiyah sebagai Mitra Kerja Konektif dengan Pemerintah dan filosofi Simbiosis Mutualisme untuk ini dibutuhkan Intelektual Ulama dan Ulama Intelektual yang memadai secara Kuantitas, Kualitas dan Otoritas.

Keenam, keberadaan Ortom, Organisasi Otonom seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah dan yang lainnya harus bisa tampil secara sempurna baik dari aspek leadership, manajerial maupun kemampuan memberi tawaran sebagai alternatif solusi, yang sangat menentukan adalah GKM (Gugus Kendali Mutu). Dengan GKM tersebut banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan secara tepat waktu, mutu global dan berkelanjutan.

Ketujuh, keberadaan institusi tertentu harus diupayakan secara serius dan bisa dijadikan laporan kerja nyata pada Muktamar Muhammadiyah ke-49 yang akan datang. Seperti Bank Persyarikatan, Hizbul wathan Milenial, KOKAM yang otonom, Pusat Pemberdayaan Warga Muhammadiyah serta kelembagaan lainnya.

Kedelapan, ada tiga Musuh Utama Persyarikan Muhammadiyah:

  1. Musuh internal, kaum munafik, fasik dan penganut ajaran yang bertentangan, bersebrangan dan menyelingkuhi Allah SWT dan Rasulullah SAW.
  2. Musuh Kanan, Zionist Internasional dan turunannya dan Musuh Kiri, kaum Sosialis dengan geliat Komunisme Internasionalnya. Ditambah lagi dengan kalangan yang mempertuhankan Ali bin Abi Thalib ra, Syiah, Ahmadiyah, Islam Jamaah dan sekitar 300 varian aliran sesat lainnya.
  3. Keberadaan Musuh Islam dan Umat Islam harus bisa diselesaikan oleh pihak terkait di Muhammadiyah.
Baca Juga  Pengamat Maritim: Sarankan Dibuat ‘ALKI Rest Area’ Guna Mengoptimalkan Manfaat ALKI sebagai Sumber Devisa Negara

Kesembilan, peluang untuk Muhammadiyah dan warga Muhammadiyah dalam mengantarkan Indonesia yang eksis sebagai negara Adidaya diera Indonesia Emas 2045, di antarannya keberlimpahan generasi Y dan Z, keberadaan amal usaha Muhammadiyah, kepemilikan asset, kekayaan berupa Uang dan yang bisa diuangkan serta kekayaan Intelektual, Spiritual dan Sosial yang berkelimpahan. Kesemua ini akan menjadi berkah, anugerah dan rahmat dengan dipimpinnya Muhammadiyah oleh kader Persyarikatan yang Tidak Cinta Dunia dan Tidak Takut Mati.

Kesepuluh, agenda Muhammadiyah menuju Indonesia Emas 2045 :

  1. Yang terdekat melepaskan diri dari belenggu cinta dunia dan takut mati, kaderisai di semua lini, ortom, AUM dan instansi terkait hingga Pengkaderan Para Pengkader.
  2. Jangka menengah, sampai 2030 lakukan Proyeksi, Distribusi dan Penempatan Kader di semua lini keumatan, kebangsaan dan global.
  3. Jangka Panjang Indonesia Emas dalam Dekapan Muhammadiyah hal ini menjadi bahasan utama di Muktamar ke-50. Insya Allah.

Kesebelas, keberadaan Pesantren Muhammadiyah, terkhusus program Mulazamah, yakni kelembagaan Pesantren yang 100 persen menyiapkan ulama yang memiliki penguasaan ilmu-ilmu Islam secara memadai dalam artian melahirkan Ulama Pewaris Nabi, untuk ini PP hasil Muktamar ke-48 tanggal 18-20 November 2022 harus Tancap Gas untuk menyiapkan 100 Pesantren menuju 1000 Pesantren Muhammadiyah menopang Spiritual dan Intelektual Generasi Pengawal Indonesia Emas 2045

Baca Juga  Nilai Ekonomi Peningkatan Populasi Ternak Sapi Melalui Usaha BUMDES Bidang Peternakan di Provinsi Riau

Keduabelas, beberapa program mercusuar perlu dan harus dibersamai oleh Muhammadiyah dalam artian totalitas, dari landasan konstitusi, penyiapan SDM, pengadaan dana, ketersediaan sarana prasarana dan pembukaan akses keseluruh pihak terkait untuk terwujudnya program tersebut.

Di antaranya mencetak 10 juta penghafal Alquran, 100 konglomerat Muslim yang berasset lebih dari Rp 100 Triliun, keberadaan 1000 Masjid, Rumah Sehat Gratis untuk semua kelas dan fungsi lainnya, seperti membersamai PINDAD dalam memproduksi senjata berhulu ledak Nuklir.

Ketigabelas, memasuki Akhir Zaman warga Muhammadiyah, melalui struktur pengurus dari ranting hingga PP termasuk ortom dan AUM-nya, harus Memiliki Penguasaan hal-hal sekitar akhir zaman. Peran Majelis Tabligh dan kelembagaan lainnya harus mengakomodir termasuk tertuang dalam Himpunan Majelis Tarjih.

Demikian 13 pokok pikiran ini disampaikan dalam rangka menyambut Sukses Muktamar Muhammadiyah ke-48, tanggal 18-20 November 2022 di Surakarta.***

Banten Solo, Kamis, 17 November 2022
Alfian Tanjung
Penulis adalah kader dan Pengkader AMM dan Ortom Muhammadiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.