KENDAL – Pada Jumat (14/6/2024) lalu, Bytedance mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 450 orang karyawannya. Bytedance merupakan perusahaan induk TikTok yang kini menggabungkan TikTok Shop dengan Tokopedia.
PHK ratusan karyawan ini menandakan bahwa fenomena tech winter masih melanda Indonesia. Salah satu buktinya adalah perusahaan teknologi tersebut melakukan PHK untuk menyesuaikan visi dan strategi barunya. Tech Winter sendiri merupakan periode di mana industri teknologi mengalami penurunan investasi, penurunan valuasi perusahaan, serta adanya restrukturisasi. Di Indonesia, tech winter mulai terasa sekitar akhir tahun 2022 hingga 2023. Dan ternyata, sampai tahun 2024 ini fenomenanya masih terasa.
“Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Tokopedia TikTok terhadap 450 karyawan tersebut menandakan bahwa fenomena tech winter masih melanda Indonesia. Fenomena ini harus menjadi fokus perhatian pemerintah agar dapat dicari jalan keluarnya, terlebih ketika TikTok sebagai pemegang 75% saham Tokopedia disebut akan menggantikan para pekerja lokal dengan pekerja asing asal China. Jangan sampai PHK ini juga terjadi di perusahaan teknologi lainnya dan pemerintah dapat memprioritaskan eksistensi para pekerja lokal,” kata Pemerhati Ketenagakerjaan, Dani Satria melalui siaran persnya di Kendal, Jawa Tengah, Rabu (19/06/2024).
Dani menambahkan, pemerintah juga perlu melakukan antisipasi agar bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal yang bergantung pada Tokopedia TikTok, tidak terdampak oleh adanya PHK ini. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan para karyawan yang di-PHK agar memperoleh seluruh haknya seperti uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang pisah.
“Selain tech winter pada sektor industri teknologi, Indonesia saat ini juga sedang menghadapi badai PHK di sejumlah industri padat karya. Hal yang dikhawatirkan adalah angka pengangguran akan naik pada tahun ini atau mendatang. Terlebih, saat ini sekitar 10 juta penduduk berusia 15 hingga 24 tahun atau biasa disebut generasi Z menganggur serta banyak perusahaan menerapkan hiring freeze,” pungkas Dani.(*)
